Tuesday, May 18, 2010

Sulsel Usul Dua Suara Untuk DPD

SELASA, 18 MEI 2010 | 02:20 WITA | 485 Hits
Share |
http://news.fajar.co.id/read/92766/41/iklan/index.php
Sulsel Usul Dua Suara untuk DPD
Tim Sukses Saling Tuding Money Politics

MAKASSAR -- Partai Demokrat Sulsel mengusulkan penambahan suara DPD pada Kongres Partai Demokrat II di Bandung, Jawa Barat, 21-23 Mei. Jika selama ini DPD hanya kebagian jatah satu suara, maka pada kongres nanti diusulkan menjadi dua.

Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel, Ni’matullah, kepada Fajar Senin 17 Mei kemarin mengatakan, usulan dua suara buat DPD itu tidak hanya diajukan Demokrat Sulsel. Menurutnya, mayoritas DPD sudah mengapungkan wacana ini dan hampir pasti disetujui dalam kongres nanti.

"Yang akan memberi suara tetap ketua DPD. Tetapi nilai suaranya menjadi dua. Jadi kemungkinan pemungutan suara untuk DPD akan dipisahkan dengan DPC," jelas Ni’matullah yang juga ketua Tim Pengarah Kontingen Sulsel di kongres.

DPD Partai Demokrat Sulsel sendiri sudah mantap mendukung Andi Alifian Mallarangeng (AM) pada kongres nanti. Jika penambahan suara tersebut disepakati dalam kongres, maka yang paling meraih keuntungan adalah AM yang dikenal memiliki kedekatan dengan DPD-DPD.

Rombongan Partai Demokrat Sulsel direncanakan meninggalkan Makassar, 20 Mei. Mereka terdiri atas pengurus DPD, pengurus DPC, anggota DPRD, dan pengurus kecamatan. Khusus ketua DPC, sebagian besar bahkan sudah berada di Jakarta sejak dua hari lalu.

Ni'matullah mengatakan rombongan Partai Demokrat Sulsel diperkirakan berjumlah 300 orang. Sebagian besar berstatus penggembira atau yang biasa dikenal dengan rombongan liar (liar). Sesuai undangan panitia, peserta hanya empat orang dari DPD dan dua orang dari DPC.

Dari DPD, yang diundang adalah ketua, sekretaris, dan bendahara. Sementara DPC, yang diundang adalah ketua dan sekretaris. Satu pengurus DPD yang turut diundang adalah ketua bidang pemberdayaan perempuan. Tapi dalam kongres, statusnya sebagai peninjau.

DPD Partai Demokrat Sulsel mengutus Aerin Nizar sebagai peserta peninjau. Kepada Fajar, anggota DPRD Sulsel itu mengaku akan berangkat 20 Mei. Anggota DPRD Sulsel lainnya, Adnan Purichta Ichsan juga mengaku baru berangkat 20 Mei.

Saling Tuding

Dari Jakarta dilaporkan, kubu AM menerima laporan adanya sejumlah ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Demokrat yang dikarantina oleh kubu kandidat calon ketua umum lainnya di sebuah hotel di Jakarta Pusat. Mereka dikarantina dengan maksud memberikan dukungan hingga hari H pemilihan ketua umum di kongres 21-23 Mei mendatang di Bandung.

Bahkan, menurut Ketua DPP PD Gondo Radityo Gambiro, para pengurus DPC yang dikarantina itu diiming-imingi sejumlah uang yang nilainya di atas Rp 10 juta. "Kalau sekadar uang transportasi, wajar.

Tapi ini mencapai puluhan juta, di atas Rp 10 juta," ujar Radityo Gambiro di sela-sela penyampaian pernyataan dukungan 10 anggota DPR dari Fraksi Demokrat terhadap pencalonan AM, di Jakarta, kemarin.

Para anggota DPR yang memberikan dukungan ke AM itu adalah Edy Ramli Sitanggang (Komisi III), Hari Kartana (Komisi I), Yus Kuswandono (Komisi VI), Amin Santoso (Komisi VIII), Subiakto (Komisi II), Sutarip Tulis Widodo (Komisi V), Paula Sinjal (Komisi I), Adjeng Ratna Suminar (Komisi I), I Wayan Gunastra (Komisi IX) dan Ramadhan Pohan (Komisi I).

Lebih lanjut Radityo mengatakan, para ketua DPC yang dikarantina itu sendiri sebenarnya tidak mengira bakal dikarantina di sebuah hotel. Mulanya, kata Radityo, para DPC yang merupakan pendukung AM itu bermaksud memenuhi undangan silaturahmi dari kandidat lain di sebuah hotel di Ancol dan Bandung. "Tahu-tahu, tak boleh keluar lagi (dari hotel, red)," ujarnya.

Meski dikarantina, lanjut Radityo, beberapa di antaranya masih sempat mengirim SMS ke dirinya, memberitahu bahwa mereka dikarantina dan ditawari sejumlah barang dan uang. "Ada yang mau dikasih BB (blackberry), ada yang mau dikasih amplop," ujarnya.

Bahkan, katanya, ada seorang ketua DPC perempuan yang diajak jalan-jalan ke Bandung dan akhirnya tak bisa pulang. "Dia telepon kami dan menangis," ujar Radityo.

Informasi yang beredar, sejumlah DPC dari Jawa Tengah yang sehari sebelumnya menyatakan dukungan ke AM, dikarantina kubu Anas Urbaningrum di Hotel Sultan, Jakarta, dan di sebuah hotel di Bandung. Sebagian yang lain dikarantina oleh kubu Marzuki Alie di sebuah hotel di Ancol, Jakarta.

Wayan Gunastra ikut mengecam tindakan karantina tersebut. "Memang kami mendengar ada kawan-kawan kandidat lain yang melakukan karantina. Ini nggak sesuai azas demokrasi," cetusnya.
Sedang Sekretaris Tim Pemenangan AM, Ramadhan Pohan, mengatakan, kubu AM tidak akan melakukan tindakan serupa. "Yang penting, nanti suara mereka tetap untuk AM," cetus Ramadhan.

Kubu Anas membantah tudingan itu. Menurut Ahmad Mubarok, publik sudah tahu siapa kandidat yang punya banyak uang, yang terlihat dari banyaknya baliho dan iklan. "Uangnya Anas itu sedikit," ujar Mubarok di Jakarta, kemarin.

Kubu Marzuki Alie juga tak kalah meradang. Ditemui dalam acara tasyakuran setelah meraih gelar doktor bidang marketing politik di Hotel Atlet Century, Jakarta, Marzuki menuding pernyataan Radityo itu sebagai fitnah. "Ini fitnah luar biasa besar, dan justru mencederai citra Partai Demokrat," kata Marzuki.

Karenanya mantan Sekjen Demokrat itu meminta Radityo menarik pernyatannya. "Saya sudah telepon Radityo dan saya minta ucapannya dicabut. Radityo sudah berjanji akan menarik ucapannya," ujar Marzuki. (sap-jpnn)