Monday, April 16, 2012

Kisah Lima Sahabat dari Tepi Jeneberang

Kisah Lima Sahabat dari Tepi Jeneberang
Trailer Jejak-Jejak Kecil via YouTube

Monday, 16 April 2012

Aerin Nizar, dlm salah satu Adegan Jejak-Jejak Kecil
Hujan deras yang baru saja mengguyur kota Makassar menyisakan gerimis dan udara lembab.Di sebuah rumah panggung di sebuah kampung nelayan di muara Sungai Jeneberang, tampak sejumlah sineas Makassar duduk melingkar. Mereka larut dalam keheningan doa. Pemilik rumah,Daeng Naba yang juga Ketua RT Kampung Nelayan Pannalassang, Kelurahan Barombong, KecamatanTamalate,Makassar bersama lurah setempat,juga ikut larut dalam doa yang mengawali shootingperdana Film Jejak -Jejak Kecil. Harapannya,karya film ini kelak akan bernilai ibadah.

Doa yang dipimpin Direktur Tetta Production, Asmin Amin baru saja selesai. Seluruh pemain,sutradara, dan kru menuju lokasi kick off shooting film di samping sebuah rumah panggung yang dikelilingi pohon bambu. Di depan rumah itu, tampak perahu nelayan disiapkan. Tak lama berselang, sutradara Arman Dewarti langsung mengarahkan pemain. Lima sahabat,Aco,Rewa, Tato,Aci,dan Indah muncul dari balik rimbun pepohonan bambu.Dari arah berlawanan, berboncengan tiga anak nakal dengan sepeda motor langsung menyerempet Aco dan kawan-kawan. Dalam film ini,kelima anak ini punya cita-cita sama yakni mendirikan perpusatakaan sederhana. Pada adegan perdana ini, adegan berkali-kali diulang.

Ratusan warga setempat bergerombol menyaksikan shootingperdana ini. Manurut,Asmin Amin yang juga Eksekutif Produser, film ini mengangkat semangat anak-anak Makassar dalam bingkai persahabatan.Lima anak yang menjadi pemain inti dalam film ini memerankan etnis berbeda yakni Makassar, Bugis,Toraja,Mandar.“Film ini ingin memberikan pesan moral bahwa perbedaan politik dan ekonomi tidak boleh begitu saja memutus tali persaudaraan,”ujar dia. Selama ini,lanjut dia,masyarakat kerap gagal melakukan transformasi nilai tradisi. Dalam era modernisasi saat ini,kadang-kadang masyarakat terlalu gampang membuang memori persaudaraan karena kepentingan ekonomi dan politik. “Ada nilai yang perlu dipertahankan.Kebersamaan dalam perbedaan,ada memori, ada keindahan yang bisa kami ambil dari situ.Film ini mau mengingatkan bahwa,tidak satu pun yang begitu saja bisa meretakkan persahabatan, karena hati kecil kita sebenarnya selalu ingin bersama,”ujar Asmin menjelaskan makna di balik film yang skenarionya ditulis Shinta Febriany.

Produser Andri Prakarsa mengemukakan,film indie yang berdurasi 30 menit ini akan menyelesaikan shooting 10 hari ke depan.Selain di kampung nelayan di sekitar Sungai Jeneberang,film ini juga melakukan shooting di SMP Negeri 15 Barombong. Pemain-pemain dari film ini juga mengambil aktor lokal dari SMP 15 Barombong dan SMP 15 dan SMP 5 Makassar. Arman Dewarti yang menjadi pengarah film ini cukup dikenal sebagai sutradara bertangan dingin. Film terakhirnya berjudul Memburu Harimaubanyak mendapat apresiasi masyarakat dan pengamat perfilman. Bahkan,pada pemutaran film Memburu Harimau di “bioskop” Societeit de Harmonie, penonton selalu memenuhi ruang pertunjukan. Sebelumnya,sutradara yang berlatar belakang aktor teater ini juga sukses menggarap film fiksi Aliguka. Skenario filmJejak-Jejak Kecil ditulis Shinta Febriany. Selain artis dan aktor anakanak yang menjadi pemain utama,film yang mendapat dukungan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Makassar,juga melibatkan artis-aktor Sulsel seperti,Bahar Merdhu,Abdul Rojak,Irwanto Danumolyo, Rini Mustakim,kepala sekolah dan beberapa staf pengajar di SMP 15.Politikus Partai Demokrat Sulsel Aerin Nizar juga terlibat sebagai pemain.● SUPYAN UMAR Makassar

No comments:

Post a Comment