Friday, November 8, 2013

Golkar Kalah Pamor di Makassar II


http://www.koran-sindo.com/node/343064


Aerin Nizar
MAKASSAR – Prediksi dominasi calon legislatif (caleg) DPRD Sulsel di Daerah Pemilihan (Dapil) Makassar I dari Partai Golkar, berbanding terbalik dengan pencapaian di Dapil Makassar II.

 Dari enam jatah kursi yang diperebutkan di dapil yang meliputi Panakkukang, Manggala, Biringkanaya, dan Tamalanrea ini, caleg Partai Golkar sejauh ini masih kalah pamor dengan caleg Partai Demokrat. Berdasarkan hasil survei Yayasan Survei Indonesia (YSI), yang dilansir kemarin, dari 10 caleg yang elektabilitasnya tertinggi, hanya satu kader beringin yakni Amirullah Tahir yang masuk. Itupun menempati posisi ke empat dengan presentase elektabilitas 5,23%. 

Fungsionaris DPD I Partai Golkar Sulsel itu, berada di bawah politikus PKS, sekaligus anggota DPRD Sulsel, Jafar Sodding 6,82%, caleg Demokrat Aerin Nizar 6,78%, serta wakil ketua DPRD Makassar asal Demokrat Haidar Madjid, 5,92%. Sementara posisi ke lima, atau di bawah Amirullah, yakni caleg dari PPP Hamzah Dorahing, 4,45%, caleg dari Partai Demokrat Prof. T.R. Andi Lolo 4,36%, caleg dari Hanura Alexander 4,23%, politisi PAN Yusran Paris 3,76%, caleg Hanura Irwan Intje 3,51, dan terakhir Maqbul Halim 3,34% (Golkar) 

Manajer Tim Pendampingan dan Pemenangan YSI, Suardi Ningrat menguraikan, elektabilitas 10 besar caleg tersebut, terekam di survei yang digelar 10 - 20 Oktober 2013, dengan sampel 600 responden dan margin of error 2%.“Hasil survei ini merupakan gambaran secara umum dari karakter pemilih (masyarakat) Kota Makassar, meskipun masih ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap caleg yang ada di dapil Makassar II,” urai Suardi, kemarin. 

Dia menambahkan, salah satu faktor yang membuat 10 besar caleg itu bisa unggul elektabilitas ketimbang caleg lainnya, disebabkan faktor pendekatan yang kontinuitas kepada masyarakat, termasuk selama ini dinilai oleh responden mampu menjaga kepercayaan. “Tentu survei ini, juga menjadi hasil, atau bisa dijadikan bahan evaluasi bagi para caleg yang ikut bertarung di Dapil Makassar II, untuk memaksimalkan sosialisasi, terutama di tiga bulan menjelang pemilihan,” tutur dia. 

Direktur Eksekutif YSI, Muh Amir, menambahkan, dari total 72 caleg yang bertarung di Dapil Makassar II, sejauh ini sebagian belum melakukan sosialisasi secara maksimal, melainkan baru sekadar memperkenalkan diri. Karena itu, gambaran survei tersebut, tidak bisa dijadikan dasar bila 10 nama teratas bisa mengamankan enam kursi. Alasannya, selain elektabilitas masih tergolong rendah, dinamika di enam bulan jelang pemilihan masih memungkinkan berubah. 

“10 besar pada survei ini, kami sarankan tidak terlena dengan pencapaiannya, melainkan lebih aktif lagi, karena survei itu dinamis hingga pemilihan. Tergantung dinamika, dan situasi yang berkembang nantinya,” papar dia. Di samping itu, pihaknya menyarankan, para caleg harus memperhatikan perkembangan masyarakat secara berkala dengan merujuk pada fenomena- fenomena yang akan muncul ditengah masyarakat. 

Pasalnya, sulit bagi caleg untuk meraih suara tanpa modal baik, seperti pengalaman, strategi, materi dan kemampuan figur. Khusus pendatang baru di level provinsi yang patut diberi perhatian, yakni Hamzah Dorahing dan Haedar Majid. Sebab, dua legislator Makassar itu, memiliki tingkat keterpilihan yang tergolong tinggi dibanding caleg lainnya. “Itu bisa disebabkan, beberapa hal. 

Diantaranya, mampu merawat basisnya, menjaga soliditas relawannya, dan terus melakukan eskpansi basis ke daerah yang masih minim basisnya,” pungkas dia. arif saleh

No comments:

Post a Comment