Friday, July 26, 2013

Politisi Perempuan Belajar Jurnalistik ke Australia

SMP.[003] [antara] Empat Gubernur Terima Penghargaan Pangan Nusantara, Gubernur Aceh? Lulus Baca Quran Syarat Masuk SMP Item Ganti Putra Aceh Jadi Ketua AJI Suara Almuslim Gelar Training Observasi Sosial dan Lingkungan Hidu
Politisi Perempuan Belajar Jurnalistik ke Australia
Selasa, 06 Desember 2011 00:00 WIB

Makassar - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Selatan, Aerin Nizar, bersama tujuh politisi perempuan asal Indonesia mengikuti pendidikan jurnalistik di Australian National University, Australia dari 24 November hingga 1 Desember 2011. "Kita belajar menulis terus, termasuk menulis press release, menulis kalimat kunci, agar pesannya gampang diterima oleh media, agar nyambung," katanya di Makassar, Selasa. Menurut politisi Partai Demokrat ini, pintar menulis press release bagi kalangan politisi sangat penting agar pesan yang disampaikan kepada media mudah diterima karena memenuhi unsur-unsur jurnalistik yang menarik, aktual, dan mengalir. Selain menulis, Aerin bersama 20 peserta asal Asia Pasific, juga belajar menjadi nara sumber yang piawai menjawab pertanyaan dari wartawan khususnya reporter televisi. "Disana juga belajar interview, diajar wawancara dengan wartawan TV. Bagaimana kita harusnya menjawab pertanyaan wartawan TV," ucapnya.

 Aerin terpilih mengikuti pendidikan jurnalistik yang dikhususkan bagi anggota parlemen perempuan untuk mendukung proses demokrasi dan penguatan parlemen, yang dilaksanakan Centre for Democratic Institution's (CDI). "Hanya, yang selalu menjadi kendala peserta adalah kemampuan bahasa Inggris. Semua materinya menggunakan bahasa Inggris dan harus melakukan presentasi dalam bahasa Inggris, mungkin saya lolos karena kebetulan saya alumni S2 Universitas Australia dan telah menjadi anggota parlemen," ujarnya. Di Camberra, Aerin bersama peserta lainnya juga berkesempatan mengikuti kuliah di Parlemen Nasional Australia dengan pemateri anggota parlemen perempuan dari Partai Buruh dan Partai Liberal serta ketua KPU Australia. "Kami menjadi saksi peristiwa politik bersejarah pemerintahan Australia. Ketua DPR Australia mengundurkan diri setelah empat tahun memegang jabatannya, tak lama setelah kuliah akan dibuka," ucap Aerin yang duduk di komisi D bidang pembangunan DPRD Sulsel. Selain belajar jurnalistik, legislasi, demokrasi, Aerin selama di Australis mengikuti pendidikan kesetaraan gender yang katanya sudah diajarkan dari tingkat SD dan SMP.

Redaksi: redaksi@theglobejournal.com Informasi pemasangan iklan Hubungi: iklan@theglobejournal.com Telp. (0651) 741 4556 Fax. (0651) 755 7304 SMS. 0819 739 00 730 Share on facebook Share on twitter Share on email Share on gmail More Sharing Services 0 Komentar Anda

Kenaikan Harga - Pemerintah Tak Sudi Intervensi Pasar


Aerin Nizar, Ketua Kom B dalam Pemantauan Pasar bersama Disperindag

MAKASSAR– Harga sejumlah kebutuhan bahan pokok di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami kenaikan. Namun, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulsel tak mau mengintervensi pasar.

Alasannya kenaikan ini hanya bersifat sementara dan terjadi diberbagai daerah diIndonesia. “Kenaikan ini hanya bersifat sementara sehingga pemerintah tidak perlu melakukan intervensi pasar,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disperindag Sulsel Hadi Basalamahsaatmemantauharga kebutuhan bahan pokok bersama anggota Komisi B DPRD Sulsel di Pasar Pa’baengbaeng, Makassar, kemarin.

Menurut Hadi, masalah ini bukan hanya di Sulsel, tapi sudah menjadi masalah nasional. Bahkan, harga kebutuhan bahan pokok di provinsi lain masih lebih tinggi dibanding di Sulsel. “Kita lihat cabai. Kemarin baru panen di Jeneponto, harga langsung turun Rp20.000 per kilogram,” katanya. Sebagaimana pantauan di Pasar Pa’baeng-baeng kemarin, harga bawang merah terus mengalami lonjakan.

Setiap hari kenaikannya mencapai Rp5.000 per kilogram (kg). “Satu pekan lalu saya masih menjual Rp45.000 per kg. Namun, kini naik terus Rp5.000. Hari ini kami membeli bawang dari distributor Rp65.000 per kg. Jadi besok (hari ini) harga bawang akan kami jual Rp70.000 per kg,” ungkap Nining, pedagang di Pasar Pa’- baeng-baeng, kemarin. Dia mengatakan, melonjaknya harga bawang karena faktor cuaca yang tidak menentu terjadi akhir-akhir ini.

Akibatnya pasokan dari Bima berkurang. Karena itu, dia berharap pe-merintah bisa melakukan tindakan nyata. Sebab, jika kenaikan bawang tidak terbendung, menjelang Lebaran nanti diperkirakan bisa menembus harga Rp100.000 per kg. “Ini yang menjadi masalah. Harga semakin mahal, tapi pendapatan kami semakin kurang. Karena dengan kenaikan, masyarakat yang membeli semakin sedikit,” katanya.

Selain bawang merah, harga telur ayam juga terus mengalami kenaikan. Jika dua hari lalu harganya Rp33.000 per rak, maka kemarin harganya mencapai Rp36.000 per rak. Begitu pula dengan harga daging ayam yang naik dari Rp18.000 per kg menjadi Rp27.000. Hanya harga cabai merah yang mengalami penurunan dari Rp70.000 per kg, kemarin menjadi Rp50.000 per kg.

Ketua Komisi B DPRD Sulsel Aerin Nizar mengatakan, kenaikan harga bahan kebutuhan pokok tersebut fluktuatif karena dipicu faktor cuaca. Meski begitu, dia berjanji segera melakukan rapat kerja dengan Disperindag Sulsel untuk menentukan langkah strategis.

Stok Gula, Terigu dan Beras Aman 

Sementara itu, stok sejumlah bahan pangan lain seperti beras, minyak, gula, dan terigu aman. Untuk gula pasir misalnya, Sulsel masih aman hingga 2,8 bulan ke depan. Saat ini, ungkap Hadi Basalamah, stok beras mencapai 200 ton atau cukup untuk 30 bulan ke depan. Sementara untuk stok gula mencapai 28.000 ton.

Konsumsi gula Sulsel per bulan hanya 10.000 ton. Saat bulan Ramadan hingga Lebaran nanti, kenaikan konsumsi hanya meningkat 10%. “Jadi amanlah. Masyarakat jangan khawatir,” ungkapnya saat meninjau salah satu distributor gula dan terigu di galangan kapal kemarin. Begitu juga dengan stok terigu.

Makassar memiliki pabrik terigu PT Eastern Pearl Flour Mills (EPFM) yang tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan Sulsel, tapi sudah memasok kebutuhan nasional. PT Eastern, kata Hadi, dalam sehari mampu memproduksi 2.000 ton. Aerin Nizar menambahkan, harga bahan pangan seperti gula, beras, terigu, dan minyak goreng relatif aman. ● herni amir

Bentuk tim pengawas buah & sayur berformalin

http://daerah.sindonews.com/read/2013/07/24/25/764733/bentuk-tim-pengawas-buah-sayur-berformalin


Herni Amir

Rabu,  24 Juli 2013  −  14:55 WIB
Bentuk tim pengawas buah & sayur berformalin
Ilustrasi (dok:Istimewa)
Sindonews.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan (Sulsel) meminta Badan Ketahanan Pangan membentuk tim pengawas pasca penemuan buah dan sayur mengandung formalin, di sejumlah supermarket di Kota Makassar. 

Ketua Komisi B DPRD Sulsel Aerin Nizar mengatakan, tim ini diharapkan tidak hanya menyasar pasar modern saja. Tetapi juga menyasar pasar-pasar tradisonal yang ada di Makassar guna mencegah beredar luasnya buah dan sayuran menggunakan bahan pengawet berbahaya tersebut.

Pasar tradisional, kata dia, tidak kalah rawannya dengan supermarket. Sebab di pasar seperti ini, tidak menggunakan lemari pendingin yang mampu membantu pedagang menjaga kesegaran buah dan sayur yang dipasarkan.

“Dari hasil pemarapan Kepala Badan Ketahanan Pangan, kembali ditemukan buah dan sayuran berformalin selama Ramadan ini.  Jadi bukan hanya diakhir tahun 2012 lalu seperti pemberitaan media. Dan ini harus mendapat perhatian," ungkap Aerin seudai rapat kerja Komisi D, Rabu (24/7/2013). 

Dia menyatakan, tim ini dibentuk untuk melakukan pengawasan dan penindakan atas dugaan sejumlah pasar tradisional dan supermarket menjual buah dan sayur yang telah diberi bahan pengawet berbahaya.

"Harus diputuskan mata rantainya dengan dilakukan peninjauan di lapangan. Semua stakeholder terkait akan dilibatkan dalam memerangi masalah yang membahayakan masyarakat ini," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan (BKP Sulsel) Asri Pananrang mengakui jika dari hasil uji sampel pertama memang ditemukan formalin pada buah dan sayur yang beredar disejumlah supermarket di Makassar.

Saat ini pihaknya tengah melakukan uji sampel lanjutan untuk menentukan validitas pengujian. “Kalau hasil uji kedua telah dilakukan, kami berjanji untuk melakukan rilis ke publik,” katanya. 

(san)


Marak Makanan Berformalin di Sulsel



MAKASSAR, FAJAR -- Komisi B DPRD Sulsel membeberkan temuan sejumlah makanan berformalin yang banyak beredar luas di Sulsel. Ketua Komisi B DPRD Sulsel, Aerin Nizar, mengaku dari hasil rapat kerja dengan Badan Ketahanan Pangan beberapa hari sebelumnya, mengungkap adanya fakta tersebut.

Adapun jenis makanan dimaksud, adalah buah segar yang banyak dijajakan di pasar modern saat ini.

"Namun untuk keperluan pendataan, kita minta mereka perlakukan pengecekan lebih lanjut, termasuk melakukan pemeriksaan dengan makanan yang dijajakan di pasar tradisional," kata Aerin Nizar, Rabu 24 Juli. (nur)

Wednesday, July 24, 2013

Pantau Harga di Makassar


http://www.beritadaerah.com/2013-07-18/pantau-harga-di-makassar

By Etha on 18 Jul 2013, 10:30 A A A

(Berita Daerah - Makassar) Ketua komisi B DPR Sulsel Aerin Nizar (kanan) memantau harga bawang merah di salah satu pasar moderen di Makassar, Sulsel, Kamis (18/7). Harga sejumlah rempah-rempah di Makassar naik hingga 50 persen, misalnya bawang merah dari harga Rp40 ribu per kilogram menjadi Rp60 ribu per kilogram.

Stok gula, terigu dan beras di Sulsel aman


http://ekbis.sindonews.com/read/2013/07/17/34/762314/stok-gula-terigu-dan-beras-di-sulsel-aman


Rabu,  17 Juli 2013  −  19:23 WIB
Stok gula, terigu dan beras di Sulsel aman
ilustrasi/ist
Sindonews.com - Plt Kadisperindag Sulawesi Selatan (Sulsel), Hadi Basalamah mengatakan, stok sejumlah bahan pangan seperti beras, minyak, gula dan terigu aman.  

Dia menuturkan, untuk gula pasir masih aman hingga 2,8 bulan ke depan.  Saat ini, jumlah stok beras mencapai 200 ribu ton atau cukup untuk 30 bulan ke depan.

Sementara untuk stok gula yang tersedia mencapai 28 ribu ton. Konsumsi gula Sulsel hanya 10 ribu ton per bulan. Selama Ramadan hingga Lebaran, kenaikan konsumsi hanya meningkat 10 persen.

"Jadi amanlah. Masyarakat jangan khawatir," ungkapnya saat peninjauan salah satu distributor gula dan terigu di galangan kapal, Rabu (17/7/2013).

Sementara, untuk stok terigu, Makassar memiliki pabrik terigu PT Eastern Pearl Flour Mills (EPFM) yang tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan Sulsel, tapi juga sudah memasok kebutuhan nasional. PT Eastern dalam sehari mamapu memproduksi 2000 ton per hari.

Ketua Komisi B DPRD Sulsel, Aerin Nizar mengatakan, harga bahan pangan seperti gula, beras, terigu, dan minyak relative aman. Jika harga terigu kompas di tingkat distributor mencapai Rp5.500 per kg, maka di tingkat pedagang seperti di Pa’baeng-baeng dijual Rp6.500 per kg.

Begitupula untuk gula, jika di tingkat distributor dijual Rp10.100 per kg, di tingkat pengecer dijual seharga Rp12 ribu per kg.

Harga Sembako Naik, Sulsel Tak Akan Intervensi Pasar


Rabu,  17 Juli 2013  −  19:21 WIB
Harga sembako naik, Sulsel tak akan intervensi pasar
Ilustrasi/Foto: SindoTV
Sindonews.com - Meski harga sejumlah bahan komoditas dan pangan terus melonjak, namun pemerintah bersikukuh tidak akan melakukan intervensi pasar.

Berdasarkan pemantauan Komisi B DPRD Sulsel bersama Disperindag Sulsel ke pasar tradisional Pa’baeng-baeng, harga bawang merah terus mengalami lonjakan. Kenaikan mencapai Rp5 ribu per kg setiap hari. 

"Satu pekan lalu saya masih menjual Rp45 ribu per kg, naik terus Rp5 ribu. Hari ini kami membeli bawang dari distributor Rp65 ribu. Jadi besok harga bawang akan kami jual Rp70 ribu per kg," kata pedagang di daerah tersebut, Nining, Rabu (17/7/2013).

Menurut dia, menggilanya harga bawang karena faktor cuaca yang tidak menentu yang menyebabkan pasokan dari Bima jauh berkurang. Karena itu, dia berharap pemerintah bisa melakukan tindakan nyata, sebab jika kenaikan bawang tidak terbendung, maka diperkirakan akan mampu menembus Rp100 ribu per kilogram (kg) saat jelang Lebaran.

"Ini yang menjadi masalah kami. Harga semakin mahal tapi pendapatan kami semakin berkurang. Karena dengan kenaikan, masyarakat yang membeli semakin sedikit," katanya.

Selain bawang merah, harga telur ayam juga terus mengalami kenaikan. Jika dua hari sebelumnya Rp33 ribu per rak, saat ini mencapai Rp36 ribu per rak. Sementara, harga daging ayam dari Rp18 ribu per kg menjadi Rp27 per kg. Hanya harga cabai merah yang mengalami penurunan dari Rp70 ribu per kg pada dua hari lalu, kini mencapai Rp50 ribu per kg. 

Menanggapi hal tersebut, Plt Kadisperindag Sulsel, Hadi Basalamah mengatakan, kenaikan tersebut hanya bersifat temporary (sementara), sehingga pemerintah tidak perlu melakukan intervensi.

Menurut Hadi, masalah ini bukan hanya di Sulsel, tapi sudah menjadi masalah nasional. Bahkan harga di provinsi lain  masih lebih tinggi dibanding di Sulsel. "Kita lihat cabai, kemarin baru panen di Jeneponto, harga langsung turun Rp20 ribu per kg," ungkapnya.

Ketua Komisi B DPRD Sulsel, Aerin Nizar mengatakan, jika kenaikan tersebut fluktuatif karena faktor cuaca. Namun dia berjanji akan melakukan rapat kerja dengan Disperindag Sulsel untuk menentukan langkah strategis.