Tuesday, October 14, 2014

DPP PD, Dept PP & PA : Membangun Jaringan Politisi Perempuan Dunia dari Wina, Austria

October 14, 2014


Kunjungan Ke Kantor Parlemen bertemu dengan Pemimpin Partai Perempuan
Kunjungan Ke Kantor Parlemen bertemu dengan perempuan Pemimpin Partai di Austria
Setelah terbang kurang lebih 13 jam dari Jakarta, transit di Qatar, akhirnya Aerin Nizar, Wakil Sekretaris DPD Partai Demokrat Provinsi Sulawesi Selatan tiba di kota Wina, Austria untuk memenuhi undangan dari International Republican Institute (IRI) dan Women Democracy Network (WDN) dalam kegiatan Konfrensi Akademi Perempuan untuk Kepemimpinan Partai Politik pada 20-27 September 2014. IRI adalah organisasi yang selama 25 tahun telah bekerja untuk peningkatan kapasitas perempuan politik. Sementara WDN adalah sebuah lembaga non profit berpusat di Washington DC yang bekerja di 61 negara dan setiap tahunnya melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas untuk politisi perempuan di partai politik dan di parlemen. Hadir dalam kegiatan ini delegasi politisi perempuan dari Bosnia Herzegovina, Syria, El Salvador, Serbia, Kenya, Indonesia, Nepal, Ukraina, dan Mongolia. Bangga sekali politisi perempuan Partai Demokrat kita, Aerin Nizar, diundang sebagai perwakilan Indonesia.
Aerin 2
Aerin Nizar bersama delegasi Akademi Kepemimpinan Perempuan di Partai Politik berfoto di depan Istana Schonbrunn
Di Akademi Perempuan untuk Kepemimpinan Parpol ini, Aerin belajar tentang pentingnya membangun koalisi dan kerjasama untuk efektifnya upaya pencapaian tujuan politik baik dengan sesama internal maupun eksternal partai politik dan pentingnya menyelesaikan suatu pekerjaan dan mempertahankan nilai-nilai dalam standar bekerja kita di politik, bagaimanapun banyaknya tantangan dan resiko yang dihadapi dalam menjaga nilai-nilai tersebut.
Selama seminggu di Wina, Aerin belajar bahwa perempuan yang bisa bertahan dan menonjol di politik bukan pekerjaan mudah. Hanya perempuan-perempuan yang teguh memegang nilai-nilai, keyakinan, dan standar kerja yang dimiliki, tanpa terikut arus dan karakter kerja patriarkis, yang dapat muncul sebagai perempuan ‘pemenang’.
Aerin mengatakan bahwa, “Ada ungkapan menarik yang saya temukan selama belajar di Akademi ini dan saya aminkan juga karena hal itu benar adanya dan tentunya ungkapan ini bisa jadi bahan diskusi menarik untuk dibahas lebih lanjut. Ungkapan ini saya kutip dari salah satu pemberi materi, Maria Rauch-Kallat, yang mengatakan bahwa “Politic is a dirty business, but women have been cleaning up other people’s messes for centuries” atau secara bebas saya artikan bahwa politik adalah urusan yang kotor, namun perempuan telah membersihkan ‘sampah’ orang lain selama berabad-abad lamanya.”