Sosiolog Universitas
Hasanuddin (Unhas) Makassar Nuvida RAF mengatakan, kaum perempuan di
parlemen harus mulai membangun kepercayaan publik bahwa mereka tidak
kalah dengan kaum pria di panggung politik. Kepercayaan tersebut hanya
dapat dibangun dengan menunjukkan kualitas mereka. Selain itu,
legislator perempuan juga harus berperan aktif dalam setiap kebijakan
publik. Dia menyarankan, perempuan harus berani tampil di depan publik,
salah satunya dalam menuangkan ide-idenya di media massa.
“Mendatangi
konstituennya dan meyakinkan bahwa perempuan bisa berbuat lebih
baik.Menyampaikan bahwa hak perempuan akan diperjuangkan oleh
perempuan,” kata alumni Slindres Women’s Studies Flinders University
Australia Selatan ini, kemarin, berkaitan dengan peringatan Hari Kartini
yang jatuh pada hari ini. Dia menilai,hak perempuan dalam bidang
politik hingga saat ini belum optimal.
Salah satu kendalanya,
kultur masyarakat belum memberikan kepercayaan penuh kepada perempuan
untuk tampil di berbagai bidang. Padahal, sistem kuota 30% untuk
perempuan di parlemen sudah diatur dalam perundang- undangan. “Sebuah
kesempatan untuk memberi peluang kepada kaum perempuan. Kalau tidak ada
kuota sulit juga. Masalahnya, perempuan tidak dipilih oleh perempuan
karena belum percaya.Ini yang harus diubah,”kata dosen Unhas yang konsen
dalam kajian perempuan ini.
Dia mengungkapkan,kemajuan belum
merata karena masih banyak perempuan yang belum merasakan hasil
pembangunan seperti pada suku-suku terpencil. Bahkan, mereka lebih
banyak menjadi korban. “Perempuan yang sudah maju dan berpendidikan
memiliki tanggung jawab moral untuk memajukan perempuan yang
lain,utamanya yang dilegislatif dengan cara mengesahkan Undang- Undang
yang pro perempuan,” ujarnya. Sementara itu,menyambut Hari Kartini,
kaukus perempuan DPRD Sulsel kompak memakai busana warna ungu dalam
sidang paripuna, kemarin.
Delapan legislator perempuan yang
hadir semunya tampil dengan busana ungu,seperti Tenri Olle Yasin
Limpo,Andi Mariattang, Andi Tenri Muntu, Devi Santi Erawati, dan Rusni
Kasman. Tenri, Mariattang, dan Devi paling mencolok karena juga
menggunakan sarung batik bermotif ungu. Juru bicara Fraksi Partai
Demokrat
Aerin Nizar bahkan mengawali pemandangan umum fraksinya dengan
memberikan semangat kepada kaum perempuan untuk kembali mengenang
perjuangan RA Kartini.
Aerin tampil dengan kaos ungu yang
dibalut jas pakaian sipil lengkap (PSL). Menurut dia,saatnya kaum
perempuan lebih gigih dalam belajar, serta mengambil peranan yang lebih
menonjol dalam berbagai bidang. Usai sidang paripurna, mereka
menyempatkan diri foto bersama dengan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin
Limpo dan Ketua DPRD Sulsel Muh Roem. Roem juga menyampaikan ucapan
selamat Hari Kartini, dengan harapan perempuan Indonesia lebih mapan
dalam memainkan peranan dalam berbangsa dan bernegara.
Dia
mengakui, kapasitas perempuan dalam politik dari masa ke masa semakin
mengalami perubahan. Ibu muda yang sudah memiliki tiga anak ini mengaku,
dalam pengambilan keputusan, justru perempuan jauh lebih selektif dan
detail memperhatikan segala sesuatunya. “Jumlah kami memang belum banyak
bila dibandingkan laki-laki, tapi itu tidak menjadi kendala bagi kami
untuk memperjuangkan kepentingan perempuan, ”jelasnya. Para anggota DPRD
Makassar khususnya kalangan perempuan juga menyambut peringatan Hari
Kartini dengan harapan bisa memaksimalkan peran perempuan.
Di
DPRD Makassar, kaum perempuan diwakili tujuh anggota pada periode
2009-2014. Ke tujuh perempuan tersebut, di antaranya Nurmiyati, Kartini A
Galung, Erna Amin, Shinta Molina, Sri Rahmi, Muhdina Muin, dan
Rahmatika. Politikus Partai Hanura Nurmiati berharap tahun depan kursi
politisi perempuan di DPRD Makassar bisa bertambah. Menurut dia,
perempuan juga memiliki hak untuk berpolitik sama seperti laki-laki.
Hanya
saja, jika sudah berada di panggung politik, perempuan tidak bisa
melepas tanggung jawabnya untuk mengurus keluarga. “Sesibuk apa pun
kita, keluarga tetap yang utama,”katanya. Hal senada juga diungkapkan
oleh Kartini Galung. Politikus Partai Gerindra ini juga tergolong baru
di dunia politik. Keberadaannya di DPRD Makassar untuk mewakili aspirasi
masyarakat menjadikan pengalaman tersendiri baginya.
Bergelut di
dunia politik bagi seorang perempuan dianggapnya bukan hal yang sangat
sulit tetapi juga tidak mudah sebab banyak tantangan yang harus
dihadapi. Apalagi jika menyangkut masalah memperjuangkan hak rakyat.
Menurut Sekretaris Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Makassar ini,di
Sulsel ini sudah banyak perempuan yang sukses di dunia politik baik dari
tingkat daerah maupun nasional. Hal itu menunjukkan bahwa perempuan
Sulsel tidak ketinggalan.
Atas dasar itulah Kartini tidak
pantang menyerah, sebaliknya terus berharap perempuan yang telah sukses
didunia politik bisa memotivasi perempuan dari daerahnya. Di tempat
terpisah, tokoh perempuan Sulsel,Prof Dr Masrurah Mokhtar memberikan
makna tersendiri pada peringatan Hari Kartini.Menurut Rektor Universitas
Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini, sudah saatnya perempuan Indonesia
lebih mandiri dan tidak selalu bergantung laki-laki atau suami.
Selain
itu, melalui peringatan Hari Kartini ini,dia menyerukan agar perempuan
tidak selalu minta dikasihani. “Saatnya sekarang perempuan mandiri,
jangan selalu bergantung pada laki-laki atau suami, jangan selalu minta
dikasihani. Saatnya sekarang berkompetisi dengan laki-laki dalam hak
kepemimpinan,perpolitikan, dan pendidikan,” ujarnya. Terpisah,Kordinator
Forum Pemerhati Masalah Perempuan (FPMP) Sulsel Zohra A Baso menilai
Pemrov Sulsel belum konsisten membangun komitmen kepedulian terhadap
peran perempuan di daerah ini.
Dia menyatakan,rendahnya
kepedulian tersebut terlihat pada tingkat kekerasan terhadap perempuan,
termasuk angka buta huruf yang masih tinggi.“Pada peringatan Hari
Kartini ini, saya menuntut komitmen negara dalam hal ini pemerintah baik
skala nasional dan Sulsel konsisten terkait aturan-atutan yang terkait
keadilan dan kesetaraan gender, ”katanya. Selain Pemprov
Sulsel,legislator di daerah ini juga harus mendorong kepeduliannya
terhadap kaum perempuan yakni melalui kebijakan publik yang
properempuan. andi amriani/suwarny dammar/syamsu rizal/ant
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/394218/