 |
Pantauan Rombongan Komisi D DPRD Sulsel ke Terminal Daya |
MAKASSAR– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel berencana memberikan
keringanan beban pajak bagi angkutan umum menyusul rencana pemerintah
menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1April mendatang.
Kebijakan ini guna menekan
tarif transportasi umum. Kepala Bidang Pajak Dinas Pendapatan Daerah
(Dispenda) Sulsel Malik Faisal mengatakan, pemberian keringanan pajak
kendaraan angkutan umum diharapkan bisa mengurangi beban terhadap biaya
angkutan umum. Menurutnya, pemberian subsidi tersebut sebenarnya
dilakukan Pemprov Sulsel sejak beberapa tahun lalu.Kali ini yang menjadi
wacana adalah penambahan subsidi terkait rencana kenaikan BBM.
“Selain
angkutan umum, kami juga rencanakan memberi subsidi terhadap angkutan
barang. Sekarang ini kami masih melakukan perhitungan serta
mekanismenya,” ungkap dia kepada SINDO,kemarin. Kendati demikian, dia
enggan membeberkan berapa besar anggaran yang disiapkan menyubsidi pajak
kendaraan angkutan umum tersebut.Menurutnya, hingga kini perhitungannya
belum final dan masih terus akan melakukan pengkajian.
Sementara
itu, Kepala Dinas Perhubungan,Komunikasi, dan Informatika
(Dishubkominfo) Sulsel Masykur Sultan yang dikonfirmasi menyebutkan,
meski telah ada anggaran Rp4,88 triliun yang disiapkan Pemerintah Pusat
untuk menyubsidi angkutan umum, hingga sekarang belum diketahui berapa
besar dana yang diperoleh di Sulsel. Masalahnya, Pemerintah Pusat tidak
menyubsidi angkutan barang. Padahal, sektor inilah yang dianggap sangat
memengaruhi peningkatan ekonomi di Sulsel.
“Kalaupun subsidi
Pemerintah Pusat ini dianggap kurang, kami di daerah siap melakukan
penambahan. Pak Gubernur telah tegaskan menambah subsidi yang dianggap
kurang,” ungkapnya,kemarin. Saat disinggung mengenai jumlah kenaikan
tarif angkutan penumpang, dia mengaku belum mengambil kesimpulan. “Kami
sudah beberapa kali rapat tentang itu.Tetapi, kami harus mengakomodasi
semua kepentingan, baik angkutan umum maupun masyarakat. Angkanya belum
disepakati dan masih akan dibahas bersama DPRD,”ujarnya.
DPRD Bahas Kenaikan Tarif
Komisi
D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel Dishubkomino memaparkan
langkah antisipasi kenaikan tarif angkutan kota dalam provinsi (AKDP)
saat harga BBM naik April 2012. Pemanggilan ini terkait rencana
Organisasi Angkutan Darat (Organda) Sulsel menaikkan tarif angkutan
kota,angkutan desa,dan AKDP 30%–35% apabila harga BBM jenis bensin naik
Rp1.500 per liter menjadi Rp6.000 dari harga saat ini Rp4.500 per liter.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Sulsel Amir Uskara mengatakan, sampai
saat ini Dishubkominfo belum menyampaikan ke DPRD langkah antisipasi
yang akan diambil saat BBM jadi naik, termasuk kenaikan tarif angkutan
yang dipatok Organda. ”Pemprov belum menyampaikan langkah antisipasi
kepada kami. Karena itu, kami panggil semua instansi terkait guna
membicarakan berapa besar kenaikan tarif angkutan apabila harga BBM
naik,” papar dia di Makassar,kemarin.
Dia meminta Dishubkominfo
memaparkan ke DPRD besaran subsidi dari APBN dan rencana subsidi dari
APBD Sulsel untuk menekan kenaikan tarif kendaraan umum. ”Subsidi untuk
angkutan yang paling penting karena ini menyangkut semua kepentingan
mayoritas rakyat Sulsel.Jangan malah yang pakai kendaraan pribadi yang
disubsidi,” ucapnya.
Rekan Amir di Komisi D, Aerin Nizar,
mengatakan, DPRD Sulsel belum menerima laporan Dishubkomino terkait
rencana Pemprov Sulsel memberikan subsidi untuk meringankan beban
ekonomi masyarakat saat BBM naik.Padahal, subsidi untuk BBM tidak
dianggarkan pada APBD 2012.
”Antisipasi yang bisa dilakukan
Dishub adalah menganalisis nilai wajar kenaikan tarif angkutan agar
tetap proporsional dengan kenaikan harga BBM dan masih mampu dipenuhi
masyarakat umum pengguna transportasi umum,”ungkapnya. Meski menyambut
baik rencana Pemprov menyubsidi BBM, politikus Partai Demokrat ini
mengingatkan agar kebijakan tersebut harus dicermati baik-baik.
Sebab,memberikan
subsidi BBM bukan prioritas pembangunan Sulsel. Jangan sampai malah
membebani anggaran daerah, apalagi rencana itu belum dianalisis berapa
besar dibebankan kepada APBD Sulsel. ● wahyudi/ supyan umar
|
No comments:
Post a Comment