http://www.fajar.co.id/read-20111219181932-berita-harus-didukung-data-dan-angka
Home » Makassar Hari Ini » Yang Lain
Senin, 19 Desember 2011 | 18:19:32 WITA | 146 HITS
Berita Harus Didukung Data dan Angka
Dari Pelatihan Analisis Anggaran Responsif Gender dan Pro Poor di Hotel Horison
Nurhadi/Fajar
ANALISIS. Arung Mawardi (FIK-Ornop) mempresentasekan pilihan berita dari media-media yang dianggap penyajian beritanya tidak didukung data-data pembuka wawasan.
ANALISIS Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang responsif gender dan pro poor, diawali dengan membuka media lokal dan internasional. Peserta diminta membaca dan membuat koran mini, berita-berita yang dianggap tidak berpihak pada kebutuhan rakyat miskin. Berita manakah itu?
Ternyata peserta pelatihan yang dibagi tiga kelompok itu, rata-rata memilih gambar perempuan bahagia, perempuan miskin, dan anak-anak.
"Berdasarkan pilihan berita, perempuan dan anak identik dengan kemiskinan," kata perwakilan Esensi Foundation, Ashok, di sela-sela pelatihan analisis anggaran responsif gender dan pro poor bagi organisasi masyarakat sipil dan legislatif di Hotel Horison, yang digelar sejak 15 Desember, dan berakhir kemarin.
Sementara perwakilan dari Aksara Yogyakarta, Dati Fatimah, selaku fasilitator bersama Yudha Yunus menampilkan data-data mengenai angka kemiskinan dan siklus pemiskinan. Berita yang ditampilkan terkadang tidak didukung data angka. Dicontohnya, mengenai penurunan angka kematian ibu, idealnya didukung angka.
Keadaan yang terbaca melalui media, sesungguhnya jendela terhadap Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang selama ini menjadi pedoman dalam pelaksanaan program pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di seluruh Indonesia. Media memberitakan informasi dari SKPD, mitra swasta dan OMS.
Keadaan ini, memang problem bersama yang harus dimulai bersama-sama untuk membuatnya lebih baik. Misalnya, SKPD bekerja melalui program, OMS mendukungnya, dan masyarakat menjadi bagian dari proses tersebut. Anggaran gender, bukan anggaran khusus untuk perempuan, tapi anggaran berkeadilan untuk semua golongan, kelas, dan khas.
Berangkat dari pemahaman yang sama tentang gender, menurut Dati Fatimah inilah pintu masuk untuk sebuah perebuhan. Gender Budget Statement (GBS) adalah suatu strategi untuk percepatan capain pembangunan. Istilah ini berubah dari waktu ke waktu. "Ingat gender, bukan perempuan tapi urusan laki-laki dan perempuan," kata , Kabag Perencanaan Bappeda Sulsel, A Indah Siradju.
GBS merupakan strategi, maka pelatihan analisis dimaksudkan untuk mempercepat penyebaran 'virus' GBS ini ke SKPD mitra kerja masing-masing, termasuk harapan kepada legislatif. A Mariattang, Aerin Nizar (Anggota DPRD Sulsel), Hasniaty Hayat (DPRD Gowa), sangat apresiasi terhadap GBS ini, mulai dari penggunaan analisis Pathway, GBS, RKA, dan Kerangka Acuan Kerja (KAK). Hari terakhir, peserta dibagi kelompok dan bertindak seolah-olah SKPD tengah menyusun anggaran tahun 2013. Syarat utamanya, tersedia data terpilih, memahami hirarkis anggaran dan kerangka kinerja. (Tenri A Palallo)
No comments:
Post a Comment