RAKYAT SULSEL–Komisi B DPRD Sulsel
berharap agar pemerintah pusat serius mengembangkan pabrik pengolahan
kakao, Cocoa Butter Powder di Kabupaten Gowa yang dikelola oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan. Pasalnya hingga kini, pengoperasian
pabrik itu masih membutuhkan anggaran yang cukup besar.
Ketua Komisi B DPRD Sulsel Aerin Nizar mengungkapkan biaya pengolahan
1,5 juta ton kakao sebesar Rp250 juta perjam. Menurut Aerin biaya ini
tidak mungkin ditanggung APBD Provinsi Sulsel.
“Kita berharap pemerintah pusat serius untuk mengembangkan industri
kakao, untuk mendatangkan investor yang bergerak dalam industri kakao,”
ucapnya saat di hubungi.
Lebih lanjut, Aerin mengungkapkan saat ini pabrik ini berpoduksi 2 jam
sekali karena minimnya anggaran. Belum maksimalnya aliran listrik juga
menjadi faktor penghambat industri ini. Infrastruktur jalan menuju ke
pabrik juga masih memerlukan pembenahan.
Sejauh ini menurut Aerin, pemerintah pusat telah menggelontorkan dana
yang cukup besar hingga mencapai Rp11 miliar untuk pengadaan mesin.
“Sepengetahuan saya pemerintah provinsi juga telah melakukan upaya untuk
membuat tangki penampungan. Namun hinggga saat ini belum dapat berjalan
maksimal,” tambahnya
“Nah kalau ini dapat berfungsi maksimal, akan dapat mendorong
perekonomian, dan menyerap lapangan pekerjaan yang sangat besar,”tutup
Aerin. (RS6/eui/C)
http://rakyatsulsel.com/pabrik-pengolahan-kakao-butuh-uluran-tangan-pusat.html
No comments:
Post a Comment