Friday, July 26, 2013

Kenaikan Harga - Pemerintah Tak Sudi Intervensi Pasar


Aerin Nizar, Ketua Kom B dalam Pemantauan Pasar bersama Disperindag

MAKASSAR– Harga sejumlah kebutuhan bahan pokok di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami kenaikan. Namun, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulsel tak mau mengintervensi pasar.

Alasannya kenaikan ini hanya bersifat sementara dan terjadi diberbagai daerah diIndonesia. “Kenaikan ini hanya bersifat sementara sehingga pemerintah tidak perlu melakukan intervensi pasar,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disperindag Sulsel Hadi Basalamahsaatmemantauharga kebutuhan bahan pokok bersama anggota Komisi B DPRD Sulsel di Pasar Pa’baengbaeng, Makassar, kemarin.

Menurut Hadi, masalah ini bukan hanya di Sulsel, tapi sudah menjadi masalah nasional. Bahkan, harga kebutuhan bahan pokok di provinsi lain masih lebih tinggi dibanding di Sulsel. “Kita lihat cabai. Kemarin baru panen di Jeneponto, harga langsung turun Rp20.000 per kilogram,” katanya. Sebagaimana pantauan di Pasar Pa’baeng-baeng kemarin, harga bawang merah terus mengalami lonjakan.

Setiap hari kenaikannya mencapai Rp5.000 per kilogram (kg). “Satu pekan lalu saya masih menjual Rp45.000 per kg. Namun, kini naik terus Rp5.000. Hari ini kami membeli bawang dari distributor Rp65.000 per kg. Jadi besok (hari ini) harga bawang akan kami jual Rp70.000 per kg,” ungkap Nining, pedagang di Pasar Pa’- baeng-baeng, kemarin. Dia mengatakan, melonjaknya harga bawang karena faktor cuaca yang tidak menentu terjadi akhir-akhir ini.

Akibatnya pasokan dari Bima berkurang. Karena itu, dia berharap pe-merintah bisa melakukan tindakan nyata. Sebab, jika kenaikan bawang tidak terbendung, menjelang Lebaran nanti diperkirakan bisa menembus harga Rp100.000 per kg. “Ini yang menjadi masalah. Harga semakin mahal, tapi pendapatan kami semakin kurang. Karena dengan kenaikan, masyarakat yang membeli semakin sedikit,” katanya.

Selain bawang merah, harga telur ayam juga terus mengalami kenaikan. Jika dua hari lalu harganya Rp33.000 per rak, maka kemarin harganya mencapai Rp36.000 per rak. Begitu pula dengan harga daging ayam yang naik dari Rp18.000 per kg menjadi Rp27.000. Hanya harga cabai merah yang mengalami penurunan dari Rp70.000 per kg, kemarin menjadi Rp50.000 per kg.

Ketua Komisi B DPRD Sulsel Aerin Nizar mengatakan, kenaikan harga bahan kebutuhan pokok tersebut fluktuatif karena dipicu faktor cuaca. Meski begitu, dia berjanji segera melakukan rapat kerja dengan Disperindag Sulsel untuk menentukan langkah strategis.

Stok Gula, Terigu dan Beras Aman 

Sementara itu, stok sejumlah bahan pangan lain seperti beras, minyak, gula, dan terigu aman. Untuk gula pasir misalnya, Sulsel masih aman hingga 2,8 bulan ke depan. Saat ini, ungkap Hadi Basalamah, stok beras mencapai 200 ton atau cukup untuk 30 bulan ke depan. Sementara untuk stok gula mencapai 28.000 ton.

Konsumsi gula Sulsel per bulan hanya 10.000 ton. Saat bulan Ramadan hingga Lebaran nanti, kenaikan konsumsi hanya meningkat 10%. “Jadi amanlah. Masyarakat jangan khawatir,” ungkapnya saat meninjau salah satu distributor gula dan terigu di galangan kapal kemarin. Begitu juga dengan stok terigu.

Makassar memiliki pabrik terigu PT Eastern Pearl Flour Mills (EPFM) yang tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan Sulsel, tapi sudah memasok kebutuhan nasional. PT Eastern, kata Hadi, dalam sehari mampu memproduksi 2.000 ton. Aerin Nizar menambahkan, harga bahan pangan seperti gula, beras, terigu, dan minyak goreng relatif aman. ● herni amir

No comments:

Post a Comment