Tuesday, May 10, 2011

Beasiswa Doktoral ke LN Dihentikan

http://www.makassarterkini.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2393:beasiswa-doktoral-ke-ln-dihentikan&catid=44:info-terkini&Itemid=139  

Beasiswa Doktoral ke LN Dihentikan



MAKASSAR– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel menghentikan pemberian beasiswa bagi mahasiswa program doktoral (S-3) ke luar negeri. Kebijakan ini mulai berlaku mulai tahun depan.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel Patabai Pabokori mengatakan, penghentian itu dilakukan setelah mengevaluasi mahasiswa program S-3 yang telah dikirim ke luar negeri di dua periode. Hasilnya, ditemukan permasalahan seperti adanya mahasiswa yang meminta pindah ke negara lain untuk menyelesaikan studinya. Hal ini disebabkan keterbatasan mahasiswa menguasai bahasa Inggris.

Selain itu, adanya mahasiswa yang telah mendapat beasiswa dari Pemprov Sulsel.Ternyata, dia tak melanjutkan kuliahnya karena mendapat tawaran beasiswa dari lembaga nonpemerintah di LN. ”Faktor bahasa kebanyakan menjadi kendala.Kami akui sejak perekrutan program ini pada 2009 sangat tidak ketat. Itu karena ketika perekrutan tidak dibentuk tim seleksi, seperti saat ini yang melibatkan Unhas dan UNM,”ujarnya saat menerima kunjungan kerja (kunker) tim I Pansus LKPj Gubernur 2010,kemarin.

Sesungguhnya sebelum berangkat, calon mahasiswa sudah diikutkan tes TOEFL sesuai standar yang ada.Hanya, ketika berada di luar ngeri dan dilakukan tes ulang,nilai mereka tidak sesuai hasil tes TOEFL yang dilaksanakan di dalam negeri. Buktinya, urai mantan Bupati Bulukumba ini,dari 56 mahasiswa S-3 yang mendapat beasiswa studi di Selandia Baru selama 2009 dan 2010,hanya 29 yang bertahan melanjutkan studinya di negara tersebut.

Itu pun baru 8 orang yang sudah aktif kuliah,13 mahasiswa sementara kursus perbaikan, 5 orang lagi sudah dalam tahap promosi doktor. Sisanya sekitar 19 mahasiswa memilih pindah negara,16 orang ke Malaysia,dan 3 ke Australia. Satu di antara yang pindah tersebut sedang hamil sehingga tidak diberangkatkan. Sementara itu, enam mahasiswa lain tidak melanjutkan karena program beasiswa telah selesai.

“Tujuh orang lagi mundur karena satu dapat beasiswa dari sumber lain, 1 sakit, 1 belum terdaftar, 1 jadi pejabat, dan 1 jadi PNS,” papar Pabokori. Sementara untuk perekrutan tahun ini yang akan mulai kuliah Juli 2011, ditargetkan ada sekitar 300 mahasiswa dengan alokasi dana yang disiapkan Rp 38 miliar. Negara yang dituju, yaitu Australia, Selandia Baru,Malaysia,Jepang,Belanda, dan Jerman.

Kepala Seksi Pembangunan Manajemen Sumber Daya (PMS) Disdik Sulsel Haerullah menuturkan, rata-rata beasiswa yang diberikan bervariasi antara Rp 80 juta hingga Rp 180 juta. Itu berdasarkan negara tujuan, khusus Jepang per semester diberikan Rp 180 juta dan Malaysia hanya Rp 51 juta. Pabokori menjelaskan, sejak 2009 hingga 2010, tercatat sekitar 300 mahasiswa yang dikirim ke luar negeri.

Masing masing 100 orang menghabiskan dana Rp 4,9 miliar dan 200 orang dianggarkan Rp 22,9 miliar. ”Khusus tahun ini memang alokasinya besar karena jumlah yang direkrut cukup banyak. Namun, dipastikan dua tahun ke depan akan menurun, sebab yang diberikan beasiswa khusus penyelesaian studi saja,”ungkapnya. Pemprov menargetkan ada 500 mahasiswa Sulsel akan diupayakan menjadi doktor.

Target itu diharapkan bisa rampung pada 2013. Mahasiswa yang sudah selesai, sesuai kontrak yang ditandatangani diwajibkan mengabdi ke Pemprov untuk mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya. Anggota Pansus LKPj Gubernur Aerin Nizar menegaskan, mestinya Pemprov tidak sekadar mengejar kuantitas, melainkan harus mengedepankan kualitas.

Akibat tidak maksimalnya proses perekrutan justru merugikan pendanaan, meski kenyataannya mereka yang gagal lanjut akan mengembalikan dana tersebut. “Program ini harus dikaji ulang supaya untuk perekrutan ke depan yang lolos itu kualitasnya benar-benar tidak diragukan.

Diharapkan tidak terjadi lagi kasus berpindah perguruan tinggi untuk menyelesaikan studi,” ujar anggota Komisi D DPRD Sulsel ini. Anggota pansus lainnya, Amir Uskara, menambahkan, perlu ada kejelasan kontribusi mereka ke Pemprov setelah lulus.Setelah mereka kembali, dikhawatirkan justru tidak memberi manfaat. Seputar Indonesia- suwarny dammar

No comments:

Post a Comment