Sunday, December 4, 2011

Tidak Adil Gender Ternyata Sudah Diajarkan di SD dan SMP

Ditulis Oleh: Aerin Nizar

Ketidaksetaraan gender ternyata sudah diajarkan di sekolah-sekolah Indonesia melalui gambar atau ilustrasi pada buku-buku pelajaran anak kita dari tingkat SD sampai SMP.  Hal tersebut merupakan temuan menarik hasil penelitian dari Ibu DR. Iwu Dwisetyani Utomo, seorang dosen Indonesia yang saat ini mengajar di Australian Nasional University (ANU) yang dipresentasikannya kepada 20 Peserta dari Negara Asia Pasifik pada Pendidikan Politik Perempuan di Canberra. DR. Iwu meneliti 8.972 buku teks pelajaran Anak SD sampai SMP dari 12 penerbit yang berbeda dan dari berbagai mata pelajaran. Perempuan peneliti ini menemukan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, IPS, Agama Islam, Olahraga dan kesehatan masih didominasi oleh penggambaran lebih peran laki-laki daripada perempuan. DR Iwu mencontohkan bahwa guru di kelas, dokter di rumah sakit, atau atlit selalu digambarkan sebagai laki-laki sedangkan jika seorang suster atau sekretaris kantor maka akan digambarkan sebagai perempuan.  Selanjutnya,  DR Iwu juga mencontohkan pada penggambaran peran anak perempuan pada buku-buku teks sekolah yang  terlihat melakukan pekerjaan untuk menemani dan merawat nenek atau membantu ibu memasak, sedangkan anak laki-laki digambarkan sedang bermain bola atau layangan di halaman.  

Melihat hasil penelitian tersebut, nampaknya bisa dipahami jika akhirnya pemahaman kesetaraan gender masih memerlukan perjuangan yang panjang. Masih banyak laki-laki maupun perempuan menganggap gender adalah perempuan, padahal kata gender sendiri, yang  berasal dari Bahasa Inggris bermakna sebagai Jenis Kelamin yakni laki-laki maupun perempuan. 

Banyaknya ketidakpahaman masyarakat tentang makna gender dan masih banyaknya buku-buku pelajaran anak sekolah SD dan SMP yang menggambarkan ketidakadilan gender, yang secara langsung atau tidak langsung, akan tidak mendukung kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam politik. Hal ini dalam jangka panjangnya juga akan berpengaruh pada keterpilihan perempuan dalam parlemen karena masih melekatnya peran-peran domestic dan pelayanan pada perempuan daripada laki-laki. Hasil penelitian DR Iwu tentang penggambaran parsial gender pada buku teks sekolah ini dapat diperoleh pada http://adsri.anu.edu.au/research/gender-in-schools.

No comments:

Post a Comment