Sunday, June 3, 2012

DPRD Sulsel: Pabrik Coklat Sulsel Hanya Besi Tua

http://www.tribunnews.com/2012/06/01/dprd-sulsel-pabrik-coklat-sulsel-hanya-besi-tua

Tribunnews.com - Jumat, 1 Juni 2012 21:38 WIB
 
Ketua Komisi B dengan Latar Belakang Pabrik Coklat Gowa

 
TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR -DPRD Sulsel menyayangkan manajemen pabrik Coklat Sulsel yang ditempatkan pemerintah provinsi (Pemprov) Sulsel di Kawasan Industri Gowa (Kiwa). Bangunan Pabrik yang menghabiskan duit Rp 14 Miliar (untuk mesin saja) ini belum pernah beroperasi sejak berdirinya, tahun 2009 silam.


DPRD Sulsel usai sejumlah anggota komisi B yang membidangi Perekonomian mengunjungi pabrik tersebut di Kawasan Industri Gowa (Kiwa), Kabupaten Gowa, Jumat (1/6/2012)
"Ternyata pabriknya tidak pernah beroperasi sekarang. Jadi kita minta kepada pemprov dalam hal ini dinas perdagangan agar serius memikirkan bagaimana solusi untuk pemfaatan pabrik coklat tersebut yang nilainya investasi mesinnya sebesar Rp 14 M, karena jangan sampai mesin-mesinnya keburu jadi besi tua jika tidak dimanfaatkan," kata anggota Komisi B Buhari Kahar Muzakkar.

Sementara Ketua Komisi B, Aerin Nizar, mengatakan, inspirasi pembangunan pabrik tersebut hanya sebatas perhitungan imajinasi tanpa dibarengi kerja-kerja nyata.
"Kesalahan saya lihat pada keinginan ambisius pemerintah, tanpa melihat kemampuan daerah untuk pembiayaan selanjutnya. Misalnya, pengoperasian mesin butuh biaya besar yang tidak bisa didanai APBD," kata Aerin kepada Tribun Timur, Makassar, Jumat (1/6)

Selanjutnya, menurut Aerin, sebanyak 1,5 ton kakao yang dibutuhkan untuk pembuatan butter powder per jamnya dengan nilai Rp 250 juta per satu kali produksi selama sejam. Ini tidak full kapasitas karena cuma sejam. Sarana prasarana jalan juga tidak memadai.

Air dan listrik, lanjut Aerin, belum ada yang merupakan tanggungjawab pemda kabupaten Gowa sesuai dengan mou yg disepakati. Ada genset, ungkap Aerin, namun itu untuk penggunaan cadangan jika tidak ada listrik.

"Jadi ditawarkn solusi untuk mencari investor yang profesional bidang percoklatan dengan modal yang cukup dan paham pemeasaran. Karena pabrik coklat yang potensial seperti ini terancam menjadi besi karatan, padahal ada potensi PAD yang segitu besar," Aerin menambahkan.

Pabrik Coklat Gowa yang Ditumbuhi Ilalang
Lebih jauh, Aerin menuturkan, di salah satu klausul perjanjian antara pemprov dan dirjen perindustrian disebutkan bahwa ketika dalam waktu 12 bulan sejak ditandatangani tidak terdapat operasi pabrik, maka pihak pertama yakni dirjen, bisa merelokasi

"Di lokasi, yang disebut sebagai, kawasan industri Gowa ini, ternyata hanya pabrik itulah (pabrik Coklat) satu-satunya yang ada. Pabrik itu ditumbuhi ilalang-ilalang dan tidak ada alokasi anggaran dari dinas terkait Karena besarnya biaya pengoperasioan," ujar Aerin
Caption Foto: Komisi B Saat mengunjungi Pabrik Coklat Provinsi Sulsel di kawasan industri Gowa (Kiwa), Kabupaten Gowa, Jumat (1/6/2012)

Editor: Budi Prasetyo  |  Sumber: Tribun Timur
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com

No comments:

Post a Comment