Saturday, June 2, 2012

DPRD Sulsel: Pabrik Coklat Sulsel Ternyata Mandeg

http://makassar.tribunnews.com/mobile/index.php/2012/06/02/dprd-sulsel-pabrik-coklat-sulsel-ternyata-mandeg 

Sabtu, 2 Juni 2012 07:46 WITA
Komisi B & Pabrik Coklat Gowa
GOWA, TRIBUN-TIMUR.COM - -DPRD Sulsel menyayangkan manajemen pabrik Coklat Sulsel yang ditempatkan pemerintah provinsi (Pemprov) Sulsel di Kawasan Industri Gowa (Kiwa). Bangunan Pabrik yang menghabiskan duit Rp 14 Miliar (untuk mesin saja) ini belum pernah beroperasi sejak berdirinya, tahun 2009 silam.

DPRD Sulsel usai sejumlah anggota komisi B yang membidangi Perekonomian mengunjungi pabrik tersebut di Kawasan Industri Gowa (Kiwa), Kabupaten Gowa, Jumat (1/6)

"Ternyata pabriknya tidak pernah beroperasi sekarang. Jadi kita  minta kepada pemprov dalam hal ini dinas perdagangan agar serius memikirkan bagaimana solusi untuk pemfaatan pabrik coklat tersebut yang nilainya investasi mesinnya  sebesar Rp 14 M, karena jangan sampai mesin-mesinnya keburu jadi besi tua jika tidak dimanfaatkan," kata anggota Komisi B Buhari Kahar Muzakkar.

Sementara Ketua Komisi B, Aerin Nizar, mengatakan, inspirasi pembangunan pabrik tersebut hanya sebatas perhitungan belaka tanpa dibarengi kerja-kerja nyata.

"Kesalahan saya lihat pada keinginan ambisius pemerintah, tanpa melihat kemampuan daerah untuk pembiayaan selanjutnya. Misalnya, pengoperasian mesin butuh biaya besar yang tidak bisa didanai APBD," kata Aerin kepada Tribun Timur, Makassar, Jumat (1/6)

Selanjutnya, menurut Aerin, sebanyak 1,5 ton kakao yang dibutuhkan untuk pembuatan butter powder per jamnya dengan nilai Rp 250 juta per satu kali produksi selama sejam. Ini tidak full kapasitas karena cuma sejam. Sarana prasarana jalan juga tidak memadai.

Air dan listrik, lanjut Aerin, belum ada yang merupakan tanggungjawab pemda kabupaten Gowa sesuai dengan mou yg disepakati. Ada genset, ungkap Aerin, namun itu untuk penggunaan cadangan jika tidak ada listrik.

"Jadi ditawarkn solusi untuk mencari investor yang profesional bidang percoklatan dengan modal yang cukup dan paham pemeasaran. Karena pabrik coklat yang potensial seperti ini terancam menjadi besi karatan, padahal ada potensi PAD yang segitu besar," Aerin menambahkan.(*)

No comments:

Post a Comment