Tuesday, September 4, 2012

56 Ekor Sapi Terindikasi Anthrax di Kabupaten Maros

 http://indotim-news.com/index.php?p=isib&id=727
03 Sep 2012 16:26
Makassar -- Anthrax merupakan penyakit hewan menular yang disebabkan oleh bakter Bacillus Antracisbersifat ganas dan menyerang ternak sapi, kerbau, domba, kambing, kuda, babi,burung unta serta hewan lainnya seperti tikus, marmut, mencit dll dapat menular 90 % lebih cepat lewat kulit dan Spora (Bakteri yang terbang) terhadap manusia dan hewan.

Wabah anthrax sudah ada di Kabupaten Maros Provinsi Sulsel sejak tahun 1985 Maret,2010 dan 2011 dan kembali lagi mewabah tahun 2012 pertengahan Juli lalu.

Berdasarkan laporan dari warga maros yang resah akibat adanya indikasi sapi hewan ternak mereka terjangkit penyakit mematikan tersebut.Akhirnya rombongan legislatif DPRD Provinsi Sulsel komisi B di dampingi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel melakukan kunjungan kerja ke lokasi dimana daerah yang terjangkit anthrax.

.Sebanyak 6 orang anggota DPRD Sulsel Komisi B melakukan Kunjungan kerja ke kabupaten Maros Desa Tellung Poccoe kecamatan Marusu dusun pallusu.

Staf Dinas perikanan,Kelautan,dan Peternakan Drh Ujistiyani Abidin Kabupaten Maros dalam presentasinya didepan rombongan yang dipimpin oleh ketua Komisi B Aerin Nizar didampingi oleh kepala UPTD Diagnosti Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel Drh Intizaman.

Dalam pemaparan Drh Ujistiyani Abidin sudah ada 8 ekor sapi yang positif mati terjangkit Anthrax.

"Asal mula terjadinya penyakit anthrax dimulai di Desa marumpa. Salah seorang warga yang punya sapi mati semua sebnyak 16 ekor meskipun ada beberapa sapi yang masih sempat di jual juga"paparnya.

Kata dia tgl 20 July ada laporan dari warga akhirnya bersama dengan staf dinas peternakan berinisiatif untuk mengambil paru-paru dan telinga sapi tersebut tepatnya di Dusun ta'bampang akhirnya Samplepun di uji dan positif terjangkit Anthrax.

Salah seorang Warga yg bernama Dg Hasan membakar seekor sapi pada tanggal 21 lanjut pada tanggal 23 mati 3 ekor hingga 8 ekor sapi yang mati karena Anthrax data yang dihimpun setelah dilakukan pengujian laboratorium di Dinas terkait.

Tgl 23 sblm hasil lab keluar warga melapor dan tim dari laboratorium melakukan pengobatan selama 3 hari namun kembali hari ini pekan lalu 1 ekor Sapi mati lagi

Mulai pertengahan juli 56 ekor sapi terindikasi Anthrax dan ada 2 desa yang di duga terjangkit Anthrax yakni tellupoccoe yang sudah di ketahui lebih dulu sedangkan Desa Marumpa sendiri yang tidak melapor ke Dinas perikanan,Kelautan dan Peternakan di Kabupaten Maros.

Hingga saat berita ini di turunkan bantuan dari dinas peternakan dan kesehatan Hewan provinsi sulsel hanya memberikan anti biotik dan vaksin sedangkan Dirjen Keswan memberikan obat-obatan yang menurut staf dan relawan bantuan tersebut tidak mencukupi karena tidak sesuai dengan jumlah sapi yang ada.

"Hanya 18 ribu Vaksin dari Pemprov Sedangkan kita di Kabupaten Maros membutuhkan lebih itu artinya jumlah vaksin dan jumlah ternak tidak seimbang"urainya

Kasus Anthrax ini sudah yang ke-6 kalinya terjadi di kabupaten Maros dan di khawatirkan penyakit ini akan mewabah keseluruh kabupaten di Sulsel.

Imbar Ismail mempertanyakan anggaran obat-obatan karena setiap tahunnya di anggarkan.
Kepala seksi Kesehatan Hewan Kabupaten Maros Isdarjid Majid mengatakan

"Kami selalu mengusulkan vaksin yang lebih dari dinas Peternakan Pemprov namun hingga saat ini belum cair juga,kami sangat berharap DPRD menganggarkan dana sosialisasi penyakit antrax ini"Harapnya.

Buhari Kahar Mudzakkar dan Yusa Rasyid Ali pun mengatakan tugas pemerintah untuk sosialisasi memberikan penyadaran dan ilmu terkait bahayanya penyakit menular anthrax tersebut.

"Pemerintah harus berinisiatif melakukan dekteksi secara dini dengan membuatkan sistem deteksi untuk pencegahan penyakit tersebut"kata mereka. Peternakan Provinsi Sulsel

Menanggapi hal tersebut Ketua Komisi B Aerin Nizar saat memberikan keterangan persnya mengatakan ada 2 masalah yakni vaksin yang tidak cukup dan yang kedua kurangnya kesadaran pemilik ternak dan tidak adanya tindakan presentif dari warga terkait penyakit Anthrax ini.

" Kami dari rombongan komisi B berharap kejadian ini tidak terjadi di kabupaten lain,kami juga akan melakukan rapat komisi dengan memanggil semua pihak-pihak terkait bagaimana menanggulangi dan mencegah mewabahnya penyakit mematikan ini sebelum lebaran Idul Adha tiba" imbuhnya di Kabupaten Maros Desa Tellupeccoe kecamatan Marusu Sulsel.(Nina/Ishak)

No comments:

Post a Comment